As you know ya, mak.. Saya itu tipikal yang seneng ngotak ngatik sesuatu. Dari kecil sukanya hal yang berbau crafting dan collecting something (yang nantinya bakal jadi project ini itu inu anu sesuai ide di kepala). But now, i think twice setiap mau mengumpulkan bahan project.
Kenapa gitu? Belajar aja sih dari sekian purnama yang terlewati selama 30 tahun ini, well jujurly memang banyak Phd yang kucapai. Banyak Project Half Done yang berujung di container "latter" saat ide stuck, realisasi kurang sesuai imaginasi atau bahan yang ternyata ga memadai.
And after i know (still a little) about KonMari, its hurt me for the first time sebenernya. Haha, soalnya menurut KonMari, "Rumah Bukanlah Storage Box, Melainkan Tempat kita hidup dengan barang-barang yang memang kita sukai dan PAKAI."
Nah kan, ngena banget bagian ujungnya, itu ya semacam membuka pikiran banget deh, well kalau udah ga kita sentuh sekian bulan, mau menunggu berapa purnama lagi untuk disingkirkan? Apalagi yang sudah menahun ga kita sentuh/pakai.
Well, saya memulai berbenah ala KonMari lah awal tahun 2018. Hasilnya? Dua dus baju yang sudah ga spark joy dan beberapa dus mainan anak yang sudah ga mungkin diperbaiki alias rusak berhasil saya (dan suami) singkirkan dari kamar kami.
Yang terpenting dari penerapan metode KonMari ini adalah keterbukaan pikiran kita terhadap hal baru (si KonMari ini) yang akan mencabik-cabik apalah itu namanya yang sudah menahun jadi habit kita. Menyimpan yang ternyata lama ga kita pakai, membeli barang yang sama berulang kali lalu menumpuknya bahkan sengaja menyimpan "something old" dengan alasan "eman-eman nanti kepakai"
Heu, berubah dan berhijrah itu kadang sulit dimulai kan kalau memang hati kita belum bisa menerima hal baru yang datang mencerahkan tho?
Kenapa gitu? Belajar aja sih dari sekian purnama yang terlewati selama 30 tahun ini, well jujurly memang banyak Phd yang kucapai. Banyak Project Half Done yang berujung di container "latter" saat ide stuck, realisasi kurang sesuai imaginasi atau bahan yang ternyata ga memadai.
And after i know (still a little) about KonMari, its hurt me for the first time sebenernya. Haha, soalnya menurut KonMari, "Rumah Bukanlah Storage Box, Melainkan Tempat kita hidup dengan barang-barang yang memang kita sukai dan PAKAI."
Nah kan, ngena banget bagian ujungnya, itu ya semacam membuka pikiran banget deh, well kalau udah ga kita sentuh sekian bulan, mau menunggu berapa purnama lagi untuk disingkirkan? Apalagi yang sudah menahun ga kita sentuh/pakai.
Well, saya memulai berbenah ala KonMari lah awal tahun 2018. Hasilnya? Dua dus baju yang sudah ga spark joy dan beberapa dus mainan anak yang sudah ga mungkin diperbaiki alias rusak berhasil saya (dan suami) singkirkan dari kamar kami.
Yang terpenting dari penerapan metode KonMari ini adalah keterbukaan pikiran kita terhadap hal baru (si KonMari ini) yang akan mencabik-cabik apalah itu namanya yang sudah menahun jadi habit kita. Menyimpan yang ternyata lama ga kita pakai, membeli barang yang sama berulang kali lalu menumpuknya bahkan sengaja menyimpan "something old" dengan alasan "eman-eman nanti kepakai"
Heu, berubah dan berhijrah itu kadang sulit dimulai kan kalau memang hati kita belum bisa menerima hal baru yang datang mencerahkan tho?
Comments
Post a Comment